FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
A. Tujuan
Mempelajari perbedaan pertumbuhan tanaman yang disimpan di
rumah kaca dengan tempat terbuka (factor lingkungan berbeda).
B. Landasan Teori
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat
irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan
biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan
dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses
perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan
bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang
mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya,
mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air,
iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala
sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme
(virus dan bakteri).
Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a.
Faktor
luar :cahaya, temperatur, air, garam-garam
mineral, iklim, gravitasi bumi, dan lain-lain
b.
Faktor dalam: genetik dan hormon
(auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, gas etilen, kalin, asam traumalin)
C.
Alat
dan Bahan
Alat Bahan
-
Pot
plastic berisi tanah -
Biji jagung
-
Embrat -
Kacang hijau
D. Prosedur Kerja
1.
Menyediakan
beberapa pot plastic yang sudah berisi tanah secukupnya.
2.
Memilih
biji jagung yang baik dan rendam dalam air selama 1 jam.
3.
Menanam
biji jagung pada polibag, masing-masing dengan jumlah biji 2/4/6 tergantung
ukuran polibag dengan dua/tiga ulangan.
4.
Menyimpan masing-masing pot di dalam rumah kaca dan pot
lainnya dengan perlakuan jumlah biji yang di tanam sam di lingkungan luar rumah
kaca (alam terbuka).
5.
Pada
pot yang disimpan di rumah kaca lakukanlah penyiraman setiap hari, sedangkan
yang di tempat terbuka tidak perlu disiram (dibiarkan secara alami).
6.
Melakukan
pengamatan setiap hari sampai tanaman berumur 4 minggu dan mengukur tinggi
serta biomasa tanaman setelah 4 minggu pengamatan.
7.
Setelah
4 minggu, tanaman tersebut ditimbang bobotnya (bobot basah dan kering), tanpa
akar.
8.
Membandingkan
bobot dan tinggi tanaman yang ditanam di rumah kaca dengan tanaman yang ditanam
di tempat terbuka.
9.
Mencatat
data fakor lingkungan (temperature udara, RH, cahaya) yang ada di rumah kaca
dan tempat terbuka (data sekunder).
E. Hasil Pengamatan
1.
Tanaman
didalam Rumah kaca/plastik (ternaung)
Minggu ke-1 Minggu ke-2
Tanaman
|
Panjang
|
Kacang hijau (Va)
|
6 cm
|
Kacang hijau (Vb)
|
6,3 cm
|
Jagung (Va)
|
7 cm
|
Jagung (Vb)
|
8,5 cm
|
Tanaman
|
Panjang
|
Kacang hijau (Va)
|
12,2 cm
|
Kacang hijau (Vb)
|
13,3 cm
|
Jagung (Va)
|
14,5 cm
|
Jagung (Vb)
|
16 cm
|
` Minggu ke 3 Minggu ke 4
Tanaman
|
Panjang
|
Kacang hijau (Va)
|
Mati
|
Kacang hijau (Vb)
|
19,4 cm
|
Jagung (Va)
|
23 cm
|
Jagung (Vb)
|
Mati
|
Tanaman
|
Panjang
|
Kacang hijau (Va)
|
Mati
|
Kacang hijau (Vb)
|
27,5 cm
|
Jagung (Va)
|
Mati
|
Jagung (Vb)
|
Mati
|
2.
Tanaman
Terkena Cahaya Matahari (Terbuka)
Minggu ke-1 Minggu ke-2
Tanaman
|
Panjang
|
Kacang hijau (Vc)
|
4 cm
|
Kacang hijau (Vd)
|
3,8 cm
|
Jagung (Vc)
|
6,5 cm
|
Jagung (Vd)
|
7 cm
|
Tanaman
|
Panjang
|
Kacang hijau (Vc)
|
8,2 cm
|
Kacang hijau (Vd)
|
7,9 cm
|
Jagung (Vc)
|
13,5 cm
|
Jagung (Vd)
|
16 cm
|
` Minggu ke 3 Minggu ke 4
Tanaman
|
Panjang
|
Kacang hijau (Vc)
|
Mati
|
Kacang hijau (Vd)
|
19,6 cm
|
Jagung (Vc)
|
23,3 cm
|
Jagung (Vd)
|
25,2 cm
|
Tanaman
|
Panjang
|
Kacang hijau (Vc)
|
Mati
|
Kacang hijau (Vd)
|
26,2 cm
|
Jagung (Vc)
|
32,7 cm
|
Jagung (Vd)
|
Mati
|
F. Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai pengamatan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dengan
tujuan untuk mempelajari perbedaan pertumbuhan tanaman yang disimpan di rumah
kaca atau rumah plastik (ternaung)
dengan tempat terbuka. Bibit tanaman yang digunakan dalam praktikum ini adalah biji
kacang ijo dan biji jagung,
serta peralatan
yang
digunakannya adalah
polibag sebagai media
tanam.
Polibag
diisi dengan tanah sama rata, empat polibagi diisi dengan biji kacang ijo dan
empat polibag lainnya ditanam biji jagung. Masing-masing dua polibag bibit jagung dan bibit kacang ijo ditempatkan
di rumah plastik (ternaung) dan sisa polibag lainnya diletakkan ditempat yang
cukup terkena cahaya matahari.
Berdasarkan tabel hasil
pengamatan di atas, biji
jagung dan biji kacang ijo yang terdapat ditempat yang cukup cahaya matahari
memiliki karakteristik tanamannya tampak hijau, daun berkembang normal dan
melebar, batangnya mendapatkan cahaya matahari yang cukup, sehingga proses
fotosintesis yang didalamnya membutuhkan peranan matahari sebagai sumber energi
utama berjalan dengan baik. Sedangkan biji jagung dan biji kacang ijo yang
terdapat di rumah plastik memiliki ciri batangnya berwarna hijau kemerahan, lemas dan lebih kurus, daun hijau
pucat, akan tetapi perkecambahannya lebih
cepat daripada tanaman yang terbuka (cukup cahaya matahari), dikarenakan hormon
pertumbuhan auksin bekerja optimal
pada tempat yang kurang cahaya matahari, sedangkan pada tempat yang cahaya
mataharinya banyak auksin akan pecah.
Auksin sendiri adalah hormon yang dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang
dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama,
sehingga pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah
dominansi apikal (apical dominance).
Dengan memotong ujung batang, dominansi apikal akan hilang, sehingga
pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai
bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka
bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga
pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang tidak terkena
cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke arah datangnya sinar.
Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Faktor luar (lingkungan) adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar
tanaman yang berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Tumbuhan memerlukan unsur mineral
dengan jumlah tertentu. Unsur yang diperlukan dalam jumlah banyak disebut unsur
makro, sedangkan unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur
mikro.
Selain itu iklim juga mempunyai
peranan penting dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Cahaya
matahari diperlukan oleh semua tumbuhan
hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan
perkecambahan tumbuhan adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan
terurainya auxin sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat
dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan
yang lain di tempat terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di tempat
gelap tumbuh lebih cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di
dalam gelap ini disebut etiolasi. Secara umum, suhu akan berpengaruh
terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi, enzim akan rusak, dan bila
suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif. Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air,
pertumbuhan akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan
lebih sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan
demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.
G.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan, bahwa:
1. Perkecambahan
tanaman yang diletakan di rumah plastik (ternaung) lebih capat dibandingkan
tanaman yang diletakkan ditempat terbuka.
2.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah:
c.
Faktor
luar :cahaya, temperatur, air, garam-garam
mineral, iklim, gravitasi bumi, dan lain-lain
d.
Faktor dalam: genetik dan hormon
(auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, gas etilen, kalin, asam traumalin)
3.
Suhu
akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi, enzim
akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif.
4.
Semakin tinggi kadar air atau kelembapan, maka pertumbuhan akan makin cepat. Karena
lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan
menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai
ukuran maksimalnya.
5. Auksin adalah
hormon yang dibentuk
oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Zoer’aini
Djamal irwan, M.Si.1992.PRINSIP-PRINSIP EKOLOGI.Bumi Aksara:Jakarta.
Irwan, Z.
O.1990. Prinsip-prinsip Ekologi dan
Organisasi Ekosistem,
Komunitas, Dan Lingkungan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Michael,
P.1994. Metode Ekologi untuk
Penyelidikan Lapangan dan
Laboratorium. Jakarta:
UI Press.
Resosoedarmo, R. S.1989. Pengantar Ekologi. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Desmukh, I.1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Jakarta: Yayasan Obor Indonesi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar