Selasa, 17 Desember 2013

siklus hidrologi



SIKLUS HIDROLOGI

I.              LATAR BELAKANG
Dalam memahami ekosistem, peranan air tidak dapat diabaikan begitu saja. Air yang terus menerus bersiklus di alam ini memberi dmpak yang khas terhadap semua tempat yang dilalui. Siklus hidrologi pada dasarnya merupakan sirkulasi air dari lautan ke udara sampai ke laut kembali. Salah satu fase terjadinya siklus hidrologi adalah evapotranspirasi. Dalam kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa memahami bahwa evapotranspirasi berperanan dalam proses siklus hidrologi.

II.           TUJUAN
a)      Mahasiswa lwbih trampil mengukur volume air yang dapat dievapotranspirasi oleh tumbuhan.
b)      Mahasiswa dapat mentafsirkan bahwa proses evapotranspirasi merupakan salah satu fase terjadinya silkus hidrologi.

III.         PRINSIP
Bagi tumbuhan air adalah penting karen dapat langsung mempengaruhi kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yangb sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perubahan struktur serta organ tumbuhan.
Jumlah uap air diudara dapat mempengaruhi laju evaporasi dan transpirasi. Evaporasi merupakan prosesuntuk terjadinya kehilangan air dari suatu ekosistem, yaitu sebagai gabungan dari proses penguapan dari komponennon hidup dan transpirasi oleh tumbuhan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi evapotrasnpirasi adalah masukan energi, pergerakan udara, dan bentuk vegetasi. Energi dibutuhkan untuk evaporasiyang utamanya berasal dari tenaga surya, jumlah ini erat kaitannya  dengan jumlah kehilangan air dari ekosistem. Angin menggerakkan uap air dan menghambat kejenuhan atmosfer dari uap air ini. Pergerakan uap air ini akan memberi kemungkinan lebih banyak lagiterjadinya evapotranspirasi. Bagian atas dari tumbuhan akan mempengaruhi evapotranspirasi karena berperan sebagai penghalang. Tetapi di lain pihak akan menentukan kehilangan air akibat transpirasi, ini berkaitan dengan bentuk sistem akar yang ada dalam penyerapan air dalam tanah.

IV.         ALAT dan BAHAN
·         Alat : Caean Petri, pot, ember, gelas ukur 100 ml dan 500 ml, bak plastik dan timer.
·         Bahan : Tumbuahan Air dan tumbuhan darat.

V.            METODE PENGUKURAN
Variabel pengamatan yang diukur dalam kegiatan ini adalah penambahan berat tanaman, tanaman dalam medium tumbuh, dan pengurangan volume air akibat adanya evapotranspirasi.

VI.        PROSEDUR KERJA
A.    Tanama Akuatik
1.      Menyiapkan beberapa cawan petri kering yang telah diketahui beratnya, dan menyiapkan juga beberapa tanaman air yang terapung.
Mengisi cawan-cawan petri dengan sejumlah air dan diberi perlakuan sebagai berikut :
Ø  Cawan pertama hanya diisi dengan air.
Ø  Cawan kedua diisi air dan memasukkan tanaman air sehingga penutupnya sekitar 10 %.
Ø  Cawan ketiga berisi air dan tanaman air dengan penutupan 25 %.
Ø  Cawan keempat berisi air dan tanaman air dengan penutupan 50 %.
Ø  Cawan kelima berisi air dengan tanaman air dengan penutupan 75 %.
2.      Menimbang kelima cawan petri sebelum pengamatan dimulai
3.      Mendedahkan ditempat terbuka selama 30 menit kemudian menimbang kembali setiap cawan dengan hati-hati.
4.      Setelah penumbangan mengisi setiap cawan dengan air sehingga beratnya sama dengan berat penimbangan yang pertama.
5.      Melakukan pengamatan sebanyak 5 kali.
6.      Setelah pengamatan selesai menimbangt berat tanaman air segar (yang diisap airnya dengan kertas pengisap) untuk setiap cawan.



B.     Tanaman Daratan
1.      Menanam satu jenis tanaman pada beberapa pot, dengan ukuran tanaman berbeda untuk setiap pot, misalnya ketinggian 5 cm, 10 cm, 15 cm dan nlebih tinggi lagi.
2.      Membiarkan tumbuh setabil.
3.      Setelahb tanaman stabil, menyiram dengan air secukupnya, lalu menimbang pot dengan seksama.
4.      Mendedahkan selama beberapa jam, dan untuk setiap jamnya lakukan beberapa pengulangan penimbangan. Apabila dianggap perlu bisa ditambahkan air sehingga berat pot seperti berat awal.
5.      Meelakukan pengamatan untuk pot yang hanya berisi tanah saja.
6.      Setelah melakukan pengamatan, menimbang berat segar dari tanaman tadi. Melakukan pengamatan yang sama tetapi permukaan tanah di setiap pot dilapisi dengan helaian plastik secara merata, jadi tanah tertutup plastik tetapi tanaman tetap dapat menjulang keluar dari lapisan plastik ini.
7.      Membandingkan hasil kedua cara pengamatan tadi dengan cara membandingkannya dalam satu grafik.
8.      Menyiapkan juga beberapa pot yang telah ditanami seajenis rumput, mengatur perbedaan penutup rumput untuk setiap pot seperti pada percobaan dengan tumbuhan  air (penutupan 10%, 25%, 50%, dan 75 %)
9.      Kemudian melakukan pengamatan seperti pada 3 sampai dengan 6.













VII.          ANANLISIS DATA

Data Evapotranspirasi tanaman akuatik
Berat
Penutupan Tumbuhan Air

Kontrol
10 %
25 %
50 %
75 %
Berat segar (Jam pertama)
61,4 gr
51,2 gr
62,3 gr
60,7 gr
65,1 gr
Jam kedua
60,4 gr
50, 7 gr
61,7 gr
60,4 gr
64,7 gr
Jam ketiga
60,3 gr
50,4 gr
61,4 gr
60,2 gr
64,5 gr
Jam keempat
60,1 gr
50,2 gr
61,1 gr
59,8 gr
64,3 gr
Jam kelima
59,4 gr
49,9 gr
60,7 gr
59,6 gr
63,9 gr

 Tumbuhan Darat: permukaan tanah tidak ditutupi plastik
POLIBAG
BERAT
(TANAH)
BERAT
(Tanah + 25 ml Air)
Berat jam Ke-
KET
1
2
3
1
500 gr
517 gr
520
518
515
Terbuka
2
500 gr
534 gr
537
533
528
3
500 gr
544 gr
547
543
539
4
500 gr
541 gr
544
539
533
5
500 gr
523 gr
547
546
545
Kontol

Tumbuhan Darat: permukaan tanah yang ditutupi plastik
POLIBAG
BERAT
(TANAH)
BERAT
(Tanah + 25 ml Air)
Berat jam Ke-
KET
1
2
3
1
500 gr
526 gr
527
525
522
Tertutup
2
500 gr
565 gr
567
564
561
3
500 gr
535 gr
537
535
532
4
500 gr
530 gr
535
532
529
5
500 gr
543 gr
545
542
538
Kontol



VIII.       PEMBAHASAN
Praktikum kali ini tentang siklus hidrologi yang bertujuan untuk mengukur volume air yang dapat di evapotranspirasi oleh tumbuhan dan membuktikan bahwa proses evapotranspirasi merupakan salah satu fase terjadinya siklus hidrologi. Siklus hidrologi merupakan sirkulasi air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya.
Praktikum siklus hidrologi ini menggunakan metode tanaman akuatik dan tanaman daratan. Metode akuatik ini menggunakan tanaman air yang mengapung jenis Salvinia, tanaman ini dimasukkan kedalam empat cawan petri. Cawan pertama diberi tanaman air 1/8 bagian (10%), cawan kedua diberi tanaman air ¼ bagian (25%), cawan ketiga diberi tanaman air ½ bagian (50%), dan cawan keempat diberi tanaman air ¾ bagian (75%). Masing-masing cawan diberi 25 ml air. Pada cawan kelima sebagai kontrol hanya diberi 25 ml air tanpa diberi tanaman air. Kelima cawan yang diberi air dan tanaman air di timbang, sebagai data awal perbandingan.
Pada cawan pertama yang berat awalnya 51,2 gram menjadi 49,9gram. Cawan kedua yang berat awalnya 62,3gram menjadi 60,7gram. cawan ketiga berat awalnya 60,7 gram menjadi 59,6  gram, dan cawan ke empat berat awalnya 65,1  gram menjadi 63,9, sedangkan cawan kelima yang hanya berisi air danbertindak sebagai kontrol berat awalnya 61,4 gram menjadi 59,4 gram. Kontrol digunakan sebagai acuan standar perbandingan.
Pengurangan air yang terjadi pada setiap cawan setelah diletakan ditempat yang terbuka terjadi karena proses evaporasi. Evaporasi atau penguapan adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air), proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnnya oleh proses fisika.  Dua unsur utama untuk berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air.  Proses-proses fisika yang menyertai berlangsungnya perubahan bentuk dari cair menjadi gas berlaku pada kedua proses evaporasi tersebut diatas.  Oleh karenanya, kondisi fisika yang mempengaruhi laju evaporasi umum terjadi pada kedua proses alamiah tersebut.  Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain  cahaya matahari, suhu udara,  dan kapasitas kadar air dalam udara.  Proses evaporasi yang disebutkan diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia. Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah (evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal terjadi dalam pori-pori tanah.
Evapotranspirasi adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah, air, dan tumbuhan (vegetasi) yang diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktor–faktor iklim dan fisiologi vegetasi.  Adapun Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi. Faktor-faktor utama yang berpengaruh adalah :
a.       Faktor-faktor meteorologi: Radiasi Matahari, Suhu udara dan permukaan, Kelembaban, Angin, Tekanan Barometer
b.      Faktor-faktor Geografi: Kualitas air (warna, salinitas dan lain-lain), Jeluk tubuh air, Ukuran dan bentuk permukaan air.
c.       Faktor-faktor lainnya: Kandungan lengas tanah, Karakteristik kapiler tanah, Jeluk muka air tanah, Warna tanah, Tipe kerapatan dan tingginya vegetasi, Ketersediaan air (hujan, irigasi dan lain-lain).
Pada metode tanaman darat menggunakan 10 polibag yang masing-masing diberi tanah ½ kg. Dimana didalam delapan polibag ditanam tanaman tomat yang tingginya  berbeda-beda, dan dua polibag dijadikan sebagai kontrol, yaitu tidak ditanam tanaman. Lalu masing-masing polibag disiram 25 ml air dan ditimbang kembali. Lima polibag pertama di letakan ditempat terbuka, dan lima polibag kedua ditempatkan ditempat yang teduh.
 Setelah tiap jam dilakukan pengukuran, maka didapatkan hasil bahwa pada umumnya setiap polibag mengalami penurunan berat. Hal ini disebabkan karena penyerapan air oleh akar dan pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui mulut daun (stomata)  ke udara. Namun pada jam pertama berat polibag beserta isinya mengalami peningkatan berat, karena terjadi hujan sehingga mempengaruhi peningkatan jumlah volume air pada polibag yang ditempat terbuka.
Berdasarkan teori, seharusnya pada masing-masing polibag akan berkurang beratnya, karena air yang ada di polibag akan terserap akar tanaman dan akan menguap karena faktor pemanasan cahaya. Besar atau kecilnya tanaman akan mempengaruhi proses penyerapan air oleh akar. Semakin besar tanaman penyerapan airnya akan semakin banyak, demikian juga semakin  kecil tanaman maka semakin kecil pula penyerapannya.






IX.             KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum siklus hidrologi, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Siklus hidrologi merupakan sirkulasi air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya.
2.      Pada umumnya tanaman akuatik dan tanaman darat mengalami pengurangan berat, dikarenakan penyerapan air oleh akar tanaman dan pelepasan uap air dari tumbuhan-tumbuhan melalui stomata.
3.      Evapotranspirasi adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah, air, dan tumbuhan (vegetasi) yang diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktor–faktor iklim dan fisiologi vegetasi.
4.      Evaporasi yaitu penguapan benda-benda abiotik (air) dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80% berasal dari penguapan air laut.


















DAFTAR PUSTAKA

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
http :// http://www.jurnal@indonesia.co.id)www. 2010 Diakses pada tanggal 13 November 2012 pada pukul 20.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar