SIKLUS HIDROLOGI
I.
LATAR BELAKANG
Dalam memahami ekosistem, peranan air tidak
dapat diabaikan begitu saja. Air yang terus menerus bersiklus di alam ini
memberi dmpak yang khas terhadap semua tempat yang dilalui. Siklus hidrologi
pada dasarnya merupakan sirkulasi air dari lautan ke udara sampai ke laut
kembali. Salah satu fase terjadinya siklus hidrologi adalah evapotranspirasi.
Dalam kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa memahami bahwa evapotranspirasi
berperanan dalam proses siklus hidrologi.
II.
TUJUAN
a)
Mahasiswa lwbih trampil mengukur
volume air yang dapat dievapotranspirasi oleh tumbuhan.
b)
Mahasiswa dapat mentafsirkan bahwa
proses evapotranspirasi merupakan salah satu fase terjadinya silkus hidrologi.
III.
PRINSIP
Bagi
tumbuhan air adalah penting karen dapat langsung mempengaruhi kehidupannya.
Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yangb sangat berpengaruh terhadap
proses pertumbuhan dan perubahan struktur serta organ tumbuhan.
Jumlah uap
air diudara dapat mempengaruhi laju evaporasi dan transpirasi. Evaporasi
merupakan prosesuntuk terjadinya kehilangan air dari suatu ekosistem, yaitu
sebagai gabungan dari proses penguapan dari komponennon hidup dan transpirasi
oleh tumbuhan.
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi evapotrasnpirasi adalah masukan energi, pergerakan
udara, dan bentuk vegetasi. Energi dibutuhkan untuk evaporasiyang utamanya
berasal dari tenaga surya, jumlah ini erat kaitannya dengan jumlah kehilangan air dari ekosistem.
Angin menggerakkan uap air dan menghambat kejenuhan atmosfer dari uap air ini. Pergerakan
uap air ini akan memberi kemungkinan lebih banyak lagiterjadinya
evapotranspirasi. Bagian atas dari tumbuhan akan mempengaruhi evapotranspirasi
karena berperan sebagai penghalang. Tetapi di lain pihak akan menentukan
kehilangan air akibat transpirasi, ini berkaitan dengan bentuk sistem akar yang
ada dalam penyerapan air dalam tanah.
IV.
ALAT dan BAHAN
·
Alat : Caean Petri, pot, ember,
gelas ukur 100 ml dan 500 ml, bak plastik dan timer.
·
Bahan : Tumbuahan Air dan tumbuhan
darat.
V.
METODE PENGUKURAN
Variabel
pengamatan yang diukur dalam kegiatan ini adalah penambahan berat tanaman,
tanaman dalam medium tumbuh, dan pengurangan volume air akibat adanya
evapotranspirasi.
VI.
PROSEDUR KERJA
A.
Tanama Akuatik
1.
Menyiapkan beberapa cawan petri
kering yang telah diketahui beratnya, dan menyiapkan juga beberapa tanaman air
yang terapung.
Mengisi cawan-cawan petri dengan sejumlah air dan diberi perlakuan
sebagai berikut :
Ø Cawan pertama hanya diisi dengan air.
Ø Cawan kedua diisi air dan memasukkan tanaman air sehingga penutupnya
sekitar 10 %.
Ø Cawan ketiga berisi air dan tanaman air dengan penutupan 25 %.
Ø Cawan keempat berisi air dan tanaman air dengan penutupan 50 %.
Ø Cawan kelima berisi air dengan tanaman air dengan penutupan 75 %.
2.
Menimbang kelima cawan petri
sebelum pengamatan dimulai
3.
Mendedahkan ditempat terbuka
selama 30 menit kemudian menimbang kembali setiap cawan dengan hati-hati.
4.
Setelah penumbangan mengisi setiap
cawan dengan air sehingga beratnya sama dengan berat penimbangan yang pertama.
5.
Melakukan pengamatan sebanyak 5
kali.
6.
Setelah pengamatan selesai
menimbangt berat tanaman air segar (yang diisap airnya dengan kertas pengisap)
untuk setiap cawan.
B.
Tanaman Daratan
1.
Menanam satu jenis tanaman pada
beberapa pot, dengan ukuran tanaman berbeda untuk setiap pot, misalnya
ketinggian 5 cm, 10 cm, 15 cm dan nlebih tinggi lagi.
2.
Membiarkan tumbuh setabil.
3.
Setelahb tanaman stabil, menyiram
dengan air secukupnya, lalu menimbang pot dengan seksama.
4.
Mendedahkan selama beberapa jam,
dan untuk setiap jamnya lakukan beberapa pengulangan penimbangan. Apabila
dianggap perlu bisa ditambahkan air sehingga berat pot seperti berat awal.
5.
Meelakukan pengamatan untuk pot
yang hanya berisi tanah saja.
6.
Setelah melakukan pengamatan,
menimbang berat segar dari tanaman tadi. Melakukan pengamatan yang sama tetapi
permukaan tanah di setiap pot dilapisi dengan helaian plastik secara merata,
jadi tanah tertutup plastik tetapi tanaman tetap dapat menjulang keluar dari
lapisan plastik ini.
7.
Membandingkan hasil kedua cara
pengamatan tadi dengan cara membandingkannya dalam satu grafik.
8.
Menyiapkan juga beberapa pot yang
telah ditanami seajenis rumput, mengatur perbedaan penutup rumput untuk setiap
pot seperti pada percobaan dengan tumbuhan
air (penutupan 10%, 25%, 50%, dan 75 %)
9.
Kemudian melakukan pengamatan
seperti pada 3 sampai dengan 6.
VII.
ANANLISIS DATA
Data Evapotranspirasi tanaman akuatik
Berat
|
Penutupan Tumbuhan Air
|
||||
|
Kontrol
|
10
%
|
25 %
|
50 %
|
75
%
|
Berat
segar (Jam pertama)
|
61,4 gr
|
51,2
gr
|
62,3 gr
|
60,7 gr
|
65,1
gr
|
Jam
kedua
|
60,4 gr
|
50,
7 gr
|
61,7 gr
|
60,4 gr
|
64,7
gr
|
Jam
ketiga
|
60,3 gr
|
50,4
gr
|
61,4 gr
|
60,2 gr
|
64,5
gr
|
Jam
keempat
|
60,1 gr
|
50,2
gr
|
61,1 gr
|
59,8 gr
|
64,3
gr
|
Jam
kelima
|
59,4 gr
|
49,9
gr
|
60,7 gr
|
59,6 gr
|
63,9
gr
|
Tumbuhan Darat: permukaan tanah tidak ditutupi
plastik
POLIBAG
|
BERAT
(TANAH)
|
BERAT
(Tanah + 25 ml Air)
|
Berat jam Ke-
|
KET
|
||
1
|
2
|
3
|
||||
1
|
500 gr
|
517 gr
|
520
|
518
|
515
|
Terbuka
|
2
|
500 gr
|
534 gr
|
537
|
533
|
528
|
|
3
|
500 gr
|
544 gr
|
547
|
543
|
539
|
|
4
|
500 gr
|
541 gr
|
544
|
539
|
533
|
|
5
|
500 gr
|
523 gr
|
547
|
546
|
545
|
Kontol
|
Tumbuhan Darat:
permukaan tanah yang ditutupi plastik
POLIBAG
|
BERAT
(TANAH)
|
BERAT
(Tanah + 25 ml Air)
|
Berat jam Ke-
|
KET
|
||
1
|
2
|
3
|
||||
1
|
500 gr
|
526 gr
|
527
|
525
|
522
|
Tertutup
|
2
|
500 gr
|
565 gr
|
567
|
564
|
561
|
|
3
|
500 gr
|
535 gr
|
537
|
535
|
532
|
|
4
|
500 gr
|
530 gr
|
535
|
532
|
529
|
|
5
|
500 gr
|
543 gr
|
545
|
542
|
538
|
Kontol
|
VIII. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini
tentang siklus hidrologi yang bertujuan untuk mengukur volume air yang dapat di
evapotranspirasi oleh tumbuhan dan membuktikan bahwa proses evapotranspirasi
merupakan salah satu fase terjadinya siklus hidrologi. Siklus hidrologi merupakan sirkulasi
air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan
menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan
tanah, lalu berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya.
Praktikum siklus
hidrologi ini menggunakan metode tanaman akuatik dan tanaman daratan. Metode
akuatik ini menggunakan tanaman air yang mengapung jenis Salvinia, tanaman ini dimasukkan kedalam empat cawan petri. Cawan
pertama diberi tanaman air 1/8 bagian (10%), cawan kedua diberi tanaman air ¼
bagian (25%), cawan ketiga diberi tanaman air ½ bagian (50%), dan cawan keempat
diberi tanaman air ¾ bagian (75%). Masing-masing cawan diberi 25 ml air. Pada
cawan kelima sebagai kontrol hanya diberi 25 ml air tanpa diberi tanaman air.
Kelima cawan yang diberi air dan tanaman air di timbang, sebagai data awal
perbandingan.
Pada cawan pertama
yang berat awalnya 51,2 gram menjadi 49,9gram. Cawan kedua yang berat awalnya 62,3gram
menjadi 60,7gram. cawan ketiga berat awalnya 60,7 gram menjadi 59,6 gram, dan cawan ke empat berat awalnya 65,1 gram menjadi 63,9, sedangkan cawan kelima yang
hanya berisi air danbertindak sebagai kontrol berat awalnya 61,4 gram menjadi 59,4
gram. Kontrol digunakan sebagai acuan standar perbandingan.
Pengurangan air yang
terjadi pada setiap cawan setelah diletakan ditempat yang terbuka terjadi
karena proses evaporasi. Evaporasi atau penguapan adalah
proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan
menjadi gas (contohnya uap air), proses ini adalah kebalikan dari kondensasi.
Penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan
vegetasi lainnnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk
berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan
air. Proses-proses fisika yang menyertai berlangsungnya perubahan bentuk
dari cair menjadi gas berlaku pada kedua proses evaporasi tersebut
diatas. Oleh karenanya, kondisi fisika yang mempengaruhi laju evaporasi
umum terjadi pada kedua proses alamiah tersebut. Faktor-faktor yang
berpengaruh antara lain cahaya matahari, suhu udara, dan kapasitas
kadar air dalam udara. Proses evaporasi yang disebutkan diatas tergantung
pada jumlah air yang tersedia. Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan
internal dan penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan
tanah (evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan
internal terjadi dalam pori-pori tanah.
Evapotranspirasi
adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah, air, dan tumbuhan
(vegetasi) yang diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktor–faktor
iklim dan fisiologi vegetasi. Adapun Evapotranspirasi
adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui
evaporasi dan transpirasi. Faktor-faktor utama yang
berpengaruh adalah :
a. Faktor-faktor meteorologi: Radiasi Matahari, Suhu
udara dan permukaan, Kelembaban, Angin, Tekanan
Barometer
b. Faktor-faktor Geografi: Kualitas air (warna,
salinitas dan lain-lain), Jeluk
tubuh air, Ukuran dan bentuk permukaan air.
c. Faktor-faktor lainnya: Kandungan lengas tanah, Karakteristik kapiler tanah, Jeluk muka air tanah, Warna tanah,
Tipe kerapatan dan tingginya vegetasi, Ketersediaan air (hujan, irigasi dan lain-lain).
Pada metode tanaman
darat menggunakan 10 polibag yang masing-masing diberi tanah ½ kg. Dimana
didalam delapan polibag ditanam tanaman tomat yang tingginya berbeda-beda, dan dua polibag dijadikan
sebagai kontrol, yaitu tidak ditanam tanaman. Lalu masing-masing polibag
disiram 25 ml air dan ditimbang kembali. Lima polibag pertama di letakan
ditempat terbuka, dan lima polibag kedua ditempatkan ditempat yang teduh.
Setelah tiap jam dilakukan pengukuran, maka
didapatkan hasil bahwa pada umumnya setiap polibag mengalami penurunan berat.
Hal ini disebabkan karena penyerapan air oleh akar dan pelepasan uap air dari
tumbuh-tumbuhan melalui mulut daun (stomata) ke udara. Namun pada jam pertama berat polibag
beserta isinya mengalami peningkatan berat, karena terjadi hujan sehingga mempengaruhi
peningkatan jumlah volume air pada polibag yang ditempat terbuka.
Berdasarkan teori,
seharusnya pada masing-masing polibag akan berkurang beratnya, karena air yang
ada di polibag akan terserap akar tanaman dan akan menguap karena faktor
pemanasan cahaya. Besar atau kecilnya tanaman akan mempengaruhi proses
penyerapan air oleh akar. Semakin besar tanaman penyerapan airnya akan semakin
banyak, demikian juga semakin kecil
tanaman maka semakin kecil pula penyerapannya.
IX.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengamatan praktikum siklus hidrologi, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Siklus hidrologi merupakan sirkulasi air meliputi
kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan menjadi hujan
atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu
berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya.
2.
Pada umumnya tanaman akuatik dan tanaman darat
mengalami pengurangan berat, dikarenakan penyerapan air oleh akar tanaman dan
pelepasan uap air dari tumbuhan-tumbuhan melalui stomata.
3.
Evapotranspirasi
adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah, air, dan tumbuhan
(vegetasi) yang diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktor–faktor
iklim dan fisiologi vegetasi.
4.
Evaporasi yaitu penguapan
benda-benda abiotik (air) dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas.
Penguapan di bumi 80% berasal dari penguapan air laut.
DAFTAR PUSTAKA
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan.
Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
http :// http://www.jurnal@indonesia.co.id)www. 2010
Diakses pada tanggal 13 November 2012 pada pukul 20.30 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar