Selasa, 17 Desember 2013

praktikum ekologi pendugaan populasi



PENDUGAAN POPULASI

A.    TUJUAN
Untuk mengetahui jenis dan jumlah organisme yang terdapat dalam suatu komunitas atau ekosistem.

B.     LATAR BELAKANG
Suatu jenis organisme di alam dalam tingkatan populasi dan komunitaas bergerak untuk menyesuaikan diri terutama sejalan dengan peribahan faktor biotik dan faktor fisik suatu lingkungan. Prilaku organisme dalam tingkatan ini dapat dipelajari dan diketahui ketika mereka dalam jumlah individunya bertambah atau berkurang. dalam peristiwa ini, seleksi alam akan menyebabkan adanya perubahan besarnya mortalitas dan natalitas atau reproduksi individu – individu yang kemudian tercermin kedalam struktur populasi yang dibentuk olehnya.
Beberapa model persamaan matematis dapat digunakan untuk mengggambarkan dan meramalkan perubahan dan tingkah laku suatu populasi. Persamaan Lotka Volterra digunakan untuk menggambarkan hubungan intraspesifik dan interspesifik. Oleh karena itu jika kita dapat menduga ukuran besar suatau populasi, yaitu laju kelahiran atau natalitas dan laju kematian atau mortalitas, maka kita dapat menggunakan pengertian dari persamaan diatas untuk menuntun pengalaman kita dalam ekologi dan jenis yang menjadi objek penelitian.
Ada beberapa metode dalam praktikum pendugaan populasi yang dapat dilakukan antara lain :
1.    Metode Pendugaan populasi Indeks Lincoln-Peterson
2.    Metode Pendugaan populasi Hanson
Metode Pendugaan populasi Indeks Lincoln – Peterson
Metode ini dikenal sebagai metode pengangkapan – penandaan – dilepas kembali dan ditangkap ulang untuk dapat menduga besar populasi, Besarnya pendugaan populasi diduga menurut persamaan :
N =   a  .  n                            Keterangan :  N =  Pendugaan ukuran besar populasi
             r                                           a  =  Jumlah individu bertanda yang dilepaskan
          n = Jumlah individu yang tertangkap dalam penangkapan ulang.
Jumlah individu yang telah bertanda yang dapat ditangkap kembali pada penangkapan ulang.
Metode Pendugaan Populasi Hanson
Menurut metode pendugaan Hanson, menghitung populasi dapat dilakukan hanya melalui pengamatan. Prinsip pendugaan Hanson “ Jika perhitungan jumlah total individu dilakukan pada areal sama, waktu berbeda, keadaan populasi dianggap menyebar secara binomial.
P  =   x  .  s2
                                x
 N =       x       =         x        =       x2
                                p              x – s2         x – s2
Keterangan :
x   =  Rata – rata jumlah individu
s2 = Varian contoh

C.    ALAT DAN BAHAN
·         Detergen (Rinso)
·         Alat : Stopwatch.

D.    PROSEDUR KERJA
1.      Membersihkan serasah penutup tanah dari komunitas atau ekosistem yang akan diamati.
2.      Membatasi petak kuadrat tersebut setiap satuan satu meter persegi.
3.      Menyediakan larutan detergen sebanyak 2 liter dan semprotkan dengan embrat pada petak kuadrat hingga keadaan jenuh ( petak kuadrat berukuran 1 x 1 m2 )
4.      Menunggu selama 15 – 20 menit, dan kumpulkan jenis – jenis cacing tanah yang muncul dipermukaan, cara pengambilan harus hati – hati gunakan pinset, tetapi cacing tidak boleh putus, bantu dengan lidi untuk mengangkat cacing dari lubang.






E.     HASIL PENGAMATAN
Data Hasil Pendugaan Populasi Disamping Kantor PPB
No
Lokasi
Waktu
Spesies
Jumlah
1
Samping kantor PPB
15 Menit
·      Semut Hitam
·      Semut Merah
·      Semut rang – rang
·      Rayap

10
10
3
5
2
15 Menit
·      Semut Hitam
·      Semut Merah
·      Semut rang – rang
·      Rayap

4
5
1
2




















F.     PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini tantang pendugaan populasi yang bertujuan untuk mengetahui jenis dan jumlah organisme yang terdapat dalam suatu komunitas atau ekosistem. Pendugaan populasi adalah kita memperkirakan jumlah populasi makhluk hidup yang mendiami suatu areal lahan tertentu yang menjadi wilayah kajian observasi.
Pada praktikum kali ini kita melakukan pendugaan populasi makhluk hidup yang ada di lahan samping PBB. Awalnya kita tentukan petak kuadrat sebagai kajian pengamatan seluas 1 x 1 M. Pada lahan tersebut dibersihkan dulu dari sampah-sampah organik maupun anorganik untuk mempermudah pengamatan. Lalu lahan yang sudah kita bersihkan disiram dengan larutan detergen, yaitu larutan yang dibuat dari 12.7 gr detergen yang dilarutkan dalam 1 liter air. Penyiraman dengan larutan detergen ini dilakukan sebanyak 2 kali, rentang waktu penyiraman pertama dan kedua selama 15 menit. Penggunaan larutan detergen ini bertujuan supaya hewan tanah (cacing, semut, dll) dapat keluar ke permukaan tanah, sehingga dapat mempermudah pendugaan  populasi dalam petak kuadrat tersebut.
Hewan-hewan yang keluar ke permukaan tanah pada penyiraman larutan detergen pertama adalah 10 semut hitam, 10 semut merah, 3 semut rang – rang, 5 rayap. Sedangkan setelah penyiraman larutan detergen yang kedua didapatkan 4 semut hitam, 5 semut merah,   1 semut rang – rang, 2 rayap.
Beberapa metode pendugaan populasi adalah:
Metode pemberian tanda (mark-recapture methods), merupakan metode penandaan paling sederhana dan dikenal juga dengan Metode Petersen (sensus tunggal). Melalui metoda ini, diketahui banyaknya hewan bertanda yang tertangkap untuk mengetahui ukuran stok yang ada.
Sampling berjenjang (stratified sampling), digunakan saat memperkirakan tanaman atau hewan laut berdasarkan pada tingkat kedalaman laut.
Metode sapuan dasar (swept area methods), yaitu untuk menghitung kepadatan populasi tertentu pada luasan tertentu. Contoh: menghitung kepadatan ikan demersal (dalam satuan berat atau ekor) pada luasan tertentu.
Metode penipisan (depletion methods), adalah pendugaan kelimpahan stok  (populasi) dengan menggunakan metode ini diilustrasikan dengan sebuah contoh sederhana dari sebuah survey perikanan, dimana ikan yang ditangkap (CPUE) pertama adalah 50 ekor per jam penangkapan.
Metoda sensus visual bawah air (underwater visual census methods), yaitu metode pendugaan hewan laut dengan menggunakan kamera bawah air yang ditarik kapal atau penyelam. Pengukuran dilakukan dengan menarik kapal yang dilengkapi kamera bawah air  sepanjang  transek dengan ketinggian tetap (konstan) dan melingkupi swathe (=sapuan) tertentu suatu  dasar laut.
Metode akustik (acoustic methods), yaitu menggunakan Sonar atau Echo Sounder. Getaran energi akustik (dr echosounder) yang dipancarkan akan mengenai objek (gerombolan ikan atau dasar perairan), lalu terpantul dan terdeteksi oleh transducer set  di lambung kapal. Ikan dapat dihitung dan perkiraan (estimasi) ukuran diperoleh dari jumlah dan amplitudo sinyal echosounder tersebut.
Metode produksi telur (egg production methods), yaitu metode dengan menghitung kepadatan telur untuk pendugaan stok biomasa.

G.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pendugaan populasi, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pendugaan populasi berguna untuk memperkirakan jumlah populasi makhluk hidup yang mendiami suatu areal lahan tertentu yang menjadi wilayah kajian observasi.
2.      Larutan detergen digunakan supaya hewan-hewan yang ada di dalam tanah keluar ke permukaan tanah.
3.      Beberapa metode pendugaan populasi adalah:
a.       Metode pemberian tanda (mark-recapture methods),
b.      Sampling berjenjang (stratified sampling),
c.       Metode sapuan dasar (swept area methods),
d.      Metode penipisan (depletion methods),
e.       Metoda sensus visual bawah air (underwater visual census methods),
f.       Metode akustik (acoustic methods),
g.      Metode produksi telur (egg production methods).









DAFTAR PUSTAKA

-          Agus,Subagyo 1994. Penuntun Ekologi Umum. Universitas jambi:Jambi

-          Soetjipta.1992.Dasar-dasar Ekologi Hewan.DeptDikBud DIKTI : Jakarta
Suin,nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta
-          http://id.wikipedia. allelopati /wiki/2009. Diakses pada tangga 8 Maret 2012 pada pukul 16.48 WIB
-          http://ptsingosari.com, Diakses pada tanggal 8 Maret 2012 pada pukul 15.06 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar