PENDUGAAN POPULASI
A. TUJUAN
Untuk
mengetahui jenis dan jumlah organisme yang terdapat dalam suatu komunitas atau
ekosistem.
B. LATAR BELAKANG
Suatu jenis organisme di alam dalam
tingkatan populasi dan komunitaas bergerak untuk menyesuaikan diri terutama
sejalan dengan peribahan faktor biotik dan faktor fisik suatu lingkungan.
Prilaku organisme dalam tingkatan ini dapat dipelajari dan diketahui ketika
mereka dalam jumlah individunya bertambah atau berkurang. dalam peristiwa ini,
seleksi alam akan menyebabkan adanya perubahan besarnya mortalitas dan
natalitas atau reproduksi individu – individu yang kemudian tercermin kedalam
struktur populasi yang dibentuk olehnya.
Beberapa model persamaan matematis dapat
digunakan untuk mengggambarkan dan meramalkan perubahan dan tingkah laku suatu
populasi. Persamaan Lotka Volterra digunakan untuk menggambarkan hubungan
intraspesifik dan interspesifik. Oleh karena itu jika kita dapat menduga ukuran
besar suatau populasi, yaitu laju kelahiran atau natalitas dan laju kematian
atau mortalitas, maka kita dapat menggunakan pengertian dari persamaan diatas
untuk menuntun pengalaman kita dalam ekologi dan jenis yang menjadi objek
penelitian.
Ada beberapa metode dalam praktikum
pendugaan populasi yang dapat dilakukan antara lain :
1.
Metode Pendugaan populasi Indeks
Lincoln-Peterson
2.
Metode Pendugaan populasi Hanson
Metode Pendugaan populasi Indeks Lincoln – Peterson
Metode ini dikenal sebagai metode
pengangkapan – penandaan – dilepas kembali dan ditangkap ulang untuk dapat
menduga besar populasi, Besarnya pendugaan populasi diduga menurut persamaan :
N = a
. n Keterangan
: N =
Pendugaan ukuran besar populasi
r a
= Jumlah individu bertanda yang
dilepaskan
n = Jumlah individu yang tertangkap dalam penangkapan ulang.
Jumlah
individu yang telah bertanda yang dapat ditangkap kembali pada penangkapan
ulang.
Metode Pendugaan Populasi Hanson
Menurut metode pendugaan Hanson,
menghitung populasi dapat dilakukan hanya melalui pengamatan. Prinsip pendugaan
Hanson “ Jika perhitungan jumlah total individu dilakukan pada areal sama, waktu
berbeda, keadaan populasi dianggap menyebar secara binomial.
P =
x . s2
x
N =
x = x =
x2
p x – s2 x – s2
Keterangan :
x = Rata – rata jumlah individu
s2 = Varian contoh
C. ALAT DAN BAHAN
·
Detergen (Rinso)
·
Alat : Stopwatch.
D. PROSEDUR KERJA
1. Membersihkan serasah
penutup tanah dari komunitas atau ekosistem yang akan diamati.
2. Membatasi petak kuadrat
tersebut setiap satuan satu meter persegi.
3. Menyediakan larutan
detergen sebanyak 2 liter dan semprotkan dengan embrat pada petak kuadrat
hingga keadaan jenuh ( petak kuadrat berukuran 1 x 1 m2 )
4. Menunggu selama 15 – 20
menit, dan kumpulkan jenis – jenis cacing tanah yang muncul dipermukaan, cara
pengambilan harus hati – hati gunakan pinset, tetapi cacing tidak boleh putus,
bantu dengan lidi untuk mengangkat cacing dari lubang.
E. HASIL PENGAMATAN
Data Hasil Pendugaan Populasi Disamping Kantor PPB
No
|
Lokasi
|
Waktu
|
Spesies
|
Jumlah
|
1
|
Samping kantor PPB
|
15 Menit
|
· Semut Hitam
· Semut Merah
· Semut rang – rang
· Rayap
|
10
10
3
5
|
2
|
15 Menit
|
· Semut Hitam
· Semut Merah
· Semut rang – rang
· Rayap
|
4
5
1
2
|
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini tantang pendugaan populasi
yang bertujuan untuk mengetahui jenis dan jumlah
organisme yang terdapat dalam suatu komunitas atau ekosistem. Pendugaan
populasi adalah kita memperkirakan jumlah populasi makhluk hidup yang mendiami
suatu areal lahan tertentu yang menjadi wilayah kajian observasi.
Pada praktikum kali ini kita
melakukan pendugaan populasi makhluk hidup yang ada di lahan samping PBB.
Awalnya kita tentukan petak kuadrat sebagai kajian pengamatan seluas 1 x 1 M.
Pada lahan tersebut dibersihkan dulu dari sampah-sampah organik maupun
anorganik untuk mempermudah pengamatan. Lalu lahan yang sudah kita bersihkan disiram
dengan larutan detergen, yaitu larutan yang dibuat dari 12.7 gr detergen yang
dilarutkan dalam 1 liter air. Penyiraman dengan larutan detergen ini dilakukan
sebanyak 2 kali, rentang waktu penyiraman pertama dan kedua selama 15 menit. Penggunaan
larutan detergen ini bertujuan supaya hewan tanah (cacing, semut, dll) dapat
keluar ke permukaan tanah, sehingga dapat mempermudah pendugaan populasi dalam petak kuadrat tersebut.
Hewan-hewan yang keluar ke
permukaan tanah pada penyiraman larutan detergen pertama adalah 10 semut hitam,
10 semut merah, 3 semut rang – rang, 5 rayap. Sedangkan setelah penyiraman
larutan detergen yang kedua didapatkan 4 semut hitam, 5 semut merah, 1 semut rang – rang, 2 rayap.
Beberapa metode pendugaan
populasi adalah:
Metode pemberian tanda (mark-recapture
methods), merupakan metode penandaan paling sederhana dan dikenal
juga dengan Metode Petersen (sensus tunggal). Melalui metoda ini,
diketahui banyaknya hewan bertanda yang tertangkap untuk mengetahui ukuran stok
yang ada.
Sampling berjenjang (stratified
sampling), digunakan saat
memperkirakan tanaman atau hewan laut berdasarkan pada tingkat kedalaman laut.
Metode sapuan dasar (swept
area methods), yaitu untuk menghitung kepadatan populasi tertentu
pada luasan tertentu. Contoh: menghitung kepadatan ikan demersal (dalam satuan berat atau
ekor) pada luasan tertentu.
Metode penipisan (depletion
methods), adalah pendugaan kelimpahan stok
(populasi) dengan menggunakan metode ini diilustrasikan dengan sebuah
contoh sederhana dari sebuah survey perikanan, dimana ikan yang ditangkap
(CPUE) pertama adalah 50 ekor per jam penangkapan.
Metoda sensus visual bawah
air (underwater visual census methods), yaitu
metode pendugaan hewan laut dengan menggunakan kamera bawah air yang ditarik
kapal atau penyelam. Pengukuran dilakukan dengan menarik kapal yang dilengkapi kamera bawah air sepanjang
transek dengan ketinggian tetap (konstan) dan melingkupi swathe (=sapuan)
tertentu suatu dasar laut.
Metode akustik (acoustic
methods), yaitu menggunakan Sonar atau Echo Sounder. Getaran energi akustik (dr
echosounder) yang dipancarkan akan mengenai objek (gerombolan ikan atau
dasar perairan), lalu terpantul dan terdeteksi oleh transducer set di lambung kapal. Ikan dapat dihitung dan
perkiraan (estimasi) ukuran diperoleh dari jumlah dan amplitudo sinyal echosounder
tersebut.
Metode produksi telur (egg
production methods), yaitu metode dengan menghitung
kepadatan telur untuk pendugaan stok biomasa.
G.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengamatan praktikum pendugaan populasi, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pendugaan
populasi berguna untuk memperkirakan jumlah populasi makhluk hidup yang
mendiami suatu areal lahan tertentu yang menjadi wilayah kajian observasi.
2.
Larutan detergen digunakan supaya
hewan-hewan yang ada di dalam tanah keluar ke permukaan tanah.
3.
Beberapa metode pendugaan populasi
adalah:
a.
Metode pemberian tanda (mark-recapture methods),
b.
Sampling berjenjang (stratified sampling),
c.
Metode sapuan dasar (swept area methods),
d.
Metode penipisan (depletion methods),
e.
Metoda sensus visual bawah air (underwater visual census
methods),
f.
Metode akustik (acoustic methods),
g.
Metode produksi telur (egg production methods).
DAFTAR PUSTAKA
-
Agus,Subagyo 1994. Penuntun Ekologi
Umum. Universitas jambi:Jambi
-
Soetjipta.1992.Dasar-dasar Ekologi
Hewan.DeptDikBud DIKTI : Jakarta
Suin,nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta
Suin,nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta
-
http://id.wikipedia. allelopati
/wiki/2009. Diakses pada tangga 8 Maret 2012 pada pukul 16.48 WIB
-
http://ptsingosari.com, Diakses
pada tanggal 8 Maret 2012 pada pukul 15.06 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar